RESENSI NOVEL ANDREA HIRATA “CINTA DI DALAM GELAS”
Indentitas Novel
:
-
Judul
Novel : Cinta di Dalam Gelas
(novel kedua dwilogi Padang Bulan)
-
Penulis : Andrea
Hirata
-
Penerbit : Bentang Pustaka
-
Tahun Terbit : Cetakan kedua, Juli 2011
-
Harga : Rp. 42.000,00
Sinopsis
Novel:
Maryamah
benar-benar menjadi tokoh yang kuat dan sabar. Betapa tidak, Maryamah telah
ikut membesarkan adik-adiknya dengan keringat yang diperasnya di ladang tempat
mendulang timah. Hingga adik-adiknya semua berkeluarga dan diboyong oleh
suaminya masing-masing. Tinggal Maryamah sendiri yang masih sendiri, belum juga
menikah. Maryamah sangat memahami kesedihan Syalimah, ibunya. Ia harus segera
menuntaskan kebahagiaan yang diharapkan ibunya dengan satu-satunya jalan;
menikah.
Ya, akhirnya Maryamah menerima
lamaran Matarom. Meskipun akhirnya rumah tangganya harus kandas karena ia
diperlakukan dengan tidak baik oleh suaminya tersebut. Maryamah akhirnya pasrah
dan kembali kepada ibunya. Mencoba bertahan, menemani hari-hari tua ibunya yang
semakin ringkih dan sakit-sakitan.
Permainan catur ialah hal penting di
Belitong. Permainan ini telah mentradisi dan bisa mengangkat drajat seseorang
apabila menjadi juara, terutama di kejuaraan 17 Agustus-an. Untuk itulah
Maryamah memutuskan ikut pertandingan catur pada 17 Agustus kelak. Apa
sesungguhnya motivasi dia ingin ikut perlombaan ini, padahal seumur-umur dia
belum pernah menyentuh sekalipun bidak-bidak catur?
Maryamah ternyata ingin mengalahkan
kepongahan mantan suaminya, Matarom, yang jago dalam bermain catur. Dia sakit
hati pada Matarom yang seringkali berlaku kasar sejak dia menikah dengannya.
Untuk itulah dia ingin memberi pelajaran padanya. Keinginan bermain catur
kemudian dia utarakan pada Ikal. Awalnya Ikal bingung, bagaimana cara mengajari
orang catur yang belum sekalipun bermain catur. Padahal mimpinya adalah
mengalahkan sang jagoan catur tanah belitong, Matarom, yang telah menjadi
rezim.
Aha, Ikal ingat dengan temannya,
Ninochka Stronovsky, perempuan grandmaster dunia. Ikal kemudian mengajari
Maryamah sesuai petunjuk Ninochka via internet. Awalnya sulit, tapi lambat laun
Maryamah ternyata dapat menyerap dengan cepat. Walhasil, dia menjadi mahir, dan
siap mengikuti perlombaan. Banyak orang mencibir dan menghalangi Maryamah untuk
mengikuti lomba catur. Pasalnya, lomba catur adalah hal yang tabu di tanah
Belitong. Seumur-umur tidak ada perempuan yang bermain catur, terlebih ikut
perlombaan. Tapi, Maryamah tidak bergeming. Dia terus maju.
Dalam pertandingan, satu persatu
dilahapnya lawan-lawan Maryamah. Di final, ia berhasil mengalahkan Matarom.
Tuntas sudah misi Maryamah untuk mempermalukan Matarom, mantan suaminya, di
khalayak umum. Tidak hanya itu, kemenangan Maryamah sejatinya kemenangan kaum
perempuan dalam mendobrak tradisi patriarki yang masih sangat kental di tanah
belitong.
Lewat permainan catur Maryamah
berhasil mengangkat harkat dan martabatnya sebagai perempuan yang sejak remaja
menjadi bulan-bulanan kaum laki-laki. Karakter dirinya terefleksikan dalam
permainan caturnya, sebagaimana yang dikatakan Andrea, “…barangkali penderitaan
dan tanggung jawab besar yang merundung Maryamah sejak kecil, serta sebuah
perkawinan yang menyiksa, telah membentuk dirinya menjadi seorang survivor yang
tangguh dan defender yang natural. Semua itu kemudian terefleksi dalam
permainan caturnya. Jika ia melindungi rajanya—sebagaimana ia melindungi diri,
ibu dan adik-adiknya—ia takkan pernah bisa tersentuh.”
Kelebihan cerita ini terletak
pada motivasi perjuangan hidup, jangan mudah berburuk sangka, belajar yang
tidak pernah memandang usia. Novel ini
juga memotret kehidupan orang-orang Melayu yang penuh dengan impian dan
harapan.
Ini Novel Idaman Gua
BalasHapusMntp jiwo
BalasHapusBagus bingit ini adalah cerita kehidupan yang sangat memberikan motivasi kepada kita kaum wanita.
BalasHapus