Mendalami Arti Sebuah Karya Sastra Puisi



A.  PENDEKATAN KESUSASTRAAN

Pengertian sastra tidak hanya satu, tetapi dapat berkembang menurut sejarah kata dan bidang kebudayaan. Menurut sejarah kata, sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Dalam sumber lain,  disebutkan juga bahwa sastra berasal dari bahasa Sansekerta. Sastra diserap dari kata śāstra. Kata ini memiliki makna teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Śāstra memiliki kata dasar yang bermakna instruksi atau ajaran.

Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu sudan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
Dalam konteks kesenian, kesusastraan adalah salah satu bentuk atau cabang kesenian yang menggunakan media bahasa sebagai alat pengungkapan gagasan dan perasaan senimannya. Sehingga sastra juga disamakan dengan cabang seni lain seperti seni tari, seni lukis, seni musik, dan sebagainya.

Aspek utama kesusastraan adalah:
1.      Pendekatan objektif atau aspek karya sastra.
2.      Pendekatan ekspressif menitikberatkan pada aspek karya sastra itu sendiri
3.      Pendekatan mimetic atau mengutamakan aspek semesta
4.      Pendekatan pragmatic atau pendekaatan yang mengutamakan aspek pembaca

FUNGSI KESUSASTRAAN
Sastra memiliki lima fungsi utama dalam kehidupan masyarakat, yaitu fungsi rekreatif, didaktif, estetis,moralitas, dan religius. Beberapa fungsi tersebut akan dijelaskan secara rinci berikut ini.
a.      Fungsi rekreatif, Sastra dapat berfungsi rekreatif karena dapat memberikan hiburan melalui imajinasi atau bahasa sehingga penikmat atau pembaca sastra merasa senang. Misalnya, kumpulan dongeng
b.      Fungsi didaktif, Sastra memiliki fungsi didaktis atau pendidikan. Hal ini dikarenakan sastra diharapkan dapat memberikan pendidikan atau arahan tentang kebaikan hidup kepada penikmat atau pembaca.
c.       Fungsi estetis, Sastra memiliki fungsi estetis atau nilai keindahan. Hal ini dikarenakan sastra adalah sebuah tulisan indah yang dapat memberikan keindahan kepada penikmatnya. Salah satu contohnya adalah puisi. Keindahan puisi dapat dilihat dari pilihan diksi dan rimanya
d.      Fungsi moralitas, Sastra memiliki fungsi moralitas karena sastra dianggap dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang moral kepada penikmatnya. Hal ini dikarenakan sebuah sastra yang baik adalah sastra yang menjunjung nilai moral yang tinggi
e.      Fungsi religious, Sastra memiliki fungsi religius karena karya sastra banyak mengandung nilai- nilai keagamaan yang diharapkan dapat diteladani oleh penikmat sastra. Salah satu contohnya adalah cerpen Robohnya Surau Kami karya A A Navis.

B.  ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Sebuah puisi merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya dalam satu bentuk ciptaan yang utuh dan menyatu. Puisi juga merupakan cara penyampaian tak langsung dari seseorang terhada sesuatu hal yang dirasa menggelitik naluri estetika, emosi dan perasaan jiwa yang dialami seseorang. Puisi juga merupakan cara penyampaian tak langsung dari seseorang terhada sesuatu hal yang dirasa menggelitik naluri estetika, emosi dan perasaan jiwa yang dialami seseorang. Sedangkan prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit mungkin, tetapi mempunyai arti sebanyak mungkin.

MACAM – MACAM PUISI
1.      Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik 
2.      Puisi berpola adalah puisi yg mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain
3.      Puisi dramatic adalah satra puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang
4.      Puisi lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal
5.      Puisi mbeling adalah sajak ringan yg tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang; sajak main-main

C.  NILAI – NILAI DALAM PUISI FIKSI
Puisi salah satu karya fiksi yang bisa diresensi. Dalam meresensi karya fiksi yang berupa puisi, ada beberapa unsur yang perlu dipertimbangkan, yaitu, kesan penginderaan, meliputi kesan-kesan yang diperoleh ketika membaca baris-baris puisi tersebut, termasuk adanya suasana, irama, rima, imajinasi dan sebagainya. Penalaran, yaitu renungan atau kesimpulan dari puisi yang dibaca. Jika penginderaan adalah masalah rasa, maka penalaran adalah masalah akal pikiran manfaat.

Sebuah puisi mengandung 7 nilai, yaitu:
1.      Tema
2.      Suasana
3.      Imajinasi
4.      Amanat
5.      Nada
6.      Suasana, dan
7.      Perasaan

MANFAAT KARYA SASTRA
1.      Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat yang dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu mengapresiasikannya.
2.      Pengetahuan tentang dunia sastra belum lengkap bila belum tahu manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
3.      Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
4.      Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karya.
5.      Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya.
6.      Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
7.      Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu..


D. Mari Kita Perhatikan Puisi Berikut ini



SEBUTIR DEBU
Oleh Kahlil Gibran

Adalah sebutir debu…
Meringkuk kedinginan… Mengitari bumi tanpa rona
Selimut kecilnya tersapu angkasa
Rajut penghangatnya tercerai tanpa janji
Rindu…
Masih mendekam dalam setiap detak jantung nafasnya
Walau hanya sekedar sapa.. hanya sebatas tanya
Di setiap penat letih dan keterpurukan nya
Dia berlari di tengah gurun gulita
Mengais-ais oleh kehangatan
Bintang di tirai angkasa, tak cukup untuk menghangatkan nya
Mencari bulan, namun raib
Mentari, ia pun terlelap.
Biarkan....
Biarkan saja dia sendiri
Menikmati renungan gulita
Biarkan sang raja malam mengurungnya
Memenjarakan nya dalam gelap
Menghangatkan diri sendiri di perapian bagaskara.



ANALISA :
Ini merupakan karya sastra puisi yang di ciptakan oleh pencipta puisi handal yang bernama “Khalil Gibran” . puisi ini menceritakan tentang sebutir debu yang sangat kecil, tak berharga, tak ternilai.
Debu.. merupakan selimut yang sangat kecil,yang selalu tersapu oleh angin. Debu selalu terlihat oleh kasat mata tetapi tak akan pernah dihiraukan. Sebutiran debu yang hanya terlihat bila ada matahari, sebutiran debu yang tak terlihat bila bulan dan bintang datang.
Biarkan dia sendiri tanpa siapapun yang menemaninya, dia selalu menikmati renungan hidup yang selalu menemani hidupnya. Biarkan bulan dan bintang yang mengurung dirinya bila kegelapan yang memenjaraka dirinya, dan hanya perapian malam yang selalu menghangatkannya.
Itu lah arti dari “Sebutiran Debu” …

Demikian yang saya bisa analisa dari puisi "Sebutir Debu" oleh Kahlil Gibran.

Sumber :
http://kbbi.web.id/puisi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis - Jenis Profesi di Bidang IT

Kode Etik Dalam Penggunaan IT, Contohnya Dalam Penggunaan Fasilitas Internet di Kampus

Mari Kita Lebih Pahami Kebudayaan Betawi Asli (Jakarta)