Mari Kita Lebih Pahami Kebudayaan Betawi Asli (Jakarta)
A.
MANUSIA
Makhluk yang memiliki tenaga dalam
yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab
atas tingkah laku intelektual dan sosial.yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya. Individu yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan
sosial.
B. HAKIKAT MANUSIA
Manusia
sebagai makhluk yang memiliki kebudayaan. Manusia memiliki kewajiban dan
tanggung jawab hidup didunia ini untuk menjadikan manusia yang berguna bagi
bangsa dan negara. Maka dari itu, manusia harus menguasai segala sesuatu yang
berhubungan dengan jiwa kepemimpinan, tanggung jawab dan etika moral
menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan, tanggung jawab. Selain itu
manusia perlu harus mendayagunakan akal budi sebagai makhluk Tuhan secara
sebaik mungkin. Demikian manusia berbudaya akan memenuhi kebutuhan dan bertanggung
jawab atas tantangan hidupnya.
C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Seperti
yang kita ketahui bangsa timur sangatlah berbeda dengan bangsa
barat. Bangsa timur memiliki kepribadian yang baik, sopan
santun, mudah berinteraksi serta bergotong royong antar menusia yang satu dengan
yang lain. Bangsa barat pun juga memiliki kepribadian yang terkadang terlihat sedikit
asing oleh bangsa timur, seperti dari tata bahasa mereka berbicara sehari-hari,
makanan yang mereka makan terdapat yang mentah mereka anggap sehat, serta tata
cara mereka berpakaian yang mungkin kurang baik untuk bangsa timur untuk
menirunya yang seperti membuka aurat dan lain-lain. Sekarang juga banyak bangsa
barat yang mulai memasuki wilayah bangsa timur, oleh karena itu kita harus
menanggapi dengan positif tidak meniru perilaku apa yang dilarangkan oleh
Agama.
D.
KEBUDAYAAN BETAWI
1.
SEJARAH
Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan
bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi
adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan
oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku
Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini
lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup
di Jakarta, seperti
orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, Melayu
dan Tionghoa.
2.
ISTILAH
BETAWI
Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang
menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang
digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata Betawi berasal dari kata
“Batavia,” yaitu nama lama Jakarta yang diberikan oleh Belanda.
3.
SUKU
BETAWI
Antropolog Universitas Indonesia lainnya, Prof
Dr Parsudi Suparlan menyatakan, kesadaran sebagai orang Betawi pada
awal pembentukan kelompok etnis itu juga belum mengakar. Dalam pergaulan
sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat
tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau
orang Rawabelong.
Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok
etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas,
yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni
Thamrin, tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi.
Baru pada waktu itu pula segenap orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah
golongan, yakni golongan orang Betawi.
E.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN BETAWI
Jakarta, yang terletak di pinggir pantai atau pesisir, dalam proses
perjalanan waktu menjadi kota dagang, pusat administrasi, pusat
kegiatan politik, pusat pendidikan, dan disebut kota budaya. Proses
perkembangan itu amat panjang, sejak lebih dari 400 tahun yang lalu.
Sejak masa itulah Jakarta menjadi arena pembauran budaya para pendatang
dari berbagai kelompok etnik. Mereka datang dengan berbagai sebab dan
kepentingan, dan tentunya dengan latar belakang budaya masing-masing,
sehingga menjadi suatu kebudayaan baru bagi penghuni Kota
Jakarta, dan pendukung kebudayaan baru itu menyebut dirinya "Orang
Betawi."
Masyarakat
Betawi Pinggiran, sering disebut orang sebagai Betawi Ora yang dikelompokkan menjadi
dua bagian yaitu bagian utara dan selatan. Kaum Betawi Ora
dalam beberapa desa di sekitar Jakarta berasal dari orang Jawa yang
bercampur dengan suku-suku lain. Sebagian besar mereka itu
petani yang menanam padi, pohon buah dan sayur mayur. Bagian utara
meliputi Jakarta Utara, Barat, Tangerang yang dipengaruhi
kebudayaan Cina, misalnya musik Gambang Kromong, tari Cokek dan
teater Lenong. Bagian Selatan meliputi Jakarta Timur, Selatan, Bogor,
dan Bekasi yang sangat dipengaruhi kuat oleh kebudayaan Jawa
dan Sunda.
1.
SISTEM
RELIGI
Sebagian besar Orang Betawi menganut agama Islam, tetapi
yang menganut
agama Kristen; Protestan dan Katolik juga
ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama Kristen,
ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk
lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16,
Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan
Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda
Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas
Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung
Tugu, Jakarta Utara.
2.
SISTEM
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
Dalam sistem kekerabatan, pada prinsipnya mereka mengikuti garis
keturunan bilineal, artinya garis keturunan pihak ayah atau pihak
ibu. Adat menetap sesudah nikah sangat tergantung pada perjanjian
kedua pihak orang tua sebelum pernikahan dilangsungkan. Ada pengantin
baru yang menetap di lingkungan kerabat suami (patrilokal) dan ada
pula yang menetap di lingkungan kerabat istri (matrilokal).
Secara umum orang tua cenderung menyandarkan hari tuanya pada anak
perempuan. Mereka menganggap anak perempuan akan lebih telaten
mengurus orang tua dari pada menantu perempuan.
3.
SISTEM
EKONOMI
Perlu diakui, asumsi masyarakat tentang Suku Betawi memiliki
penilaian yang menganggap bahwa masyarakat Betawi jarang mencapai keberhasilan,
baik dalam segi ekonomi, pendidikan dan teknologi. Padahal, bila kita tinjau
lebih jauh, tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Misalnya saja Muhammad
Husni Thamrin, Benyamin S, bahkan hingga Gubernur Jakarta Fauzi Bowo.
Mata pencaharian
orang Betawi dapat dibedakan antara yang berdiam di tengah kota dan
yang tinggal di pinggiran. Di daerah pinggiran sebagian besar adalah
petani buahbuahan, petani sawah dan pemelihara ikan. Namun makin lama
areal pertanian mereka makin menyempit, karena makin banyak yang
dijual untuk pembangunan perumahan, industri, dan lain-lain. Akhirnya para
petani ini pun mulai beralih pekerjaan menjadi buruh, pedagang, dan
lain-lain.
4.
BAHASA
Berdasarkan pemakaian logat
bahasa, budaya Betawi dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: 1)
Betawi Pesisir, termasuk Betawi Pulo; 2) Betawi Tengah/Kota;
3) Betawi Pinggir; 4) Betawi Udik, daerah perbatasan dengan wilayah
budaya Sunda. Jika pemetaan budaya disusun berdasarkan intensitas transformasi
budaya Barat, maka terbagi menjadi tiga, yaitu: 1) Betawi Indo; 2) Betawi
Tengah/Kota; 3) Betawi Pesisir, Pinggir, Udik.
Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah
cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan
berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di
Nusantara maupun kebudayaan asing. Karena perbedaan bahasa yang digunakan
tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal
di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan
etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata
turunan dari Batavia). Meskipun bahasa formal yang digunakan
di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa
percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.
F.
WUJUD KEBUDAYAAN BETAWI
Sikap terbuka orang betawi dan penghargaannya
yang tinggi terhadap perbedaan juga turut mempercepat akulturasi tersebut.
Karena akulturasi tadi, kebudayaan suku betawi dapat dikelompokan menjadi
beberapa jenis berdasarkan pengaruh kebudayaan- kebudayaan asal yang
membentuknya, yaitu:
1.
Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan arab dan
melayu, seperti samrah,rebana,dan marawis
2.
Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan cina
seperti lenong, topeng betawi, gambang kromong, tari cokek, dan tari yapong
3.
Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan portugis
dan belanda, misalnnya keroncong tegu dan tanjidor
G.
ORIENTAL NILAI BUDAYA
Jakarta sebagai
daerah yang menjadi pusat berkembangnya suku Betawi memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan antara lain, jiwa sosial mereka tergolong sangat tinggi,
walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius
atau fanatik. Sebenarnya sifat tendensius dan fanatik yang timbul tidak lebih
karena akibat gesekan kebutuhan masyarakat modern yang cenderung kompetitif.
H.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Sejak akhir abad
yang lalu dan khususnya setelah kemerdekaan (1945), Jakarta dibanjiri
imigran dari seluruh Indonesia, sehingga orang Betawi - dalam arti apapun
juga - tinggal sebagai minoritas. Pada
tahun 1961, ‘suku’ Betawi mencakup kurang lebih 22,9 persen dari antara
2,9 juta penduduk Jakarta pada waktu itu. Mereka semakin terdesak ke
pinggiran, bahkan ramai-ramai digusur dan tergusur ke luar Jakarta.
Walaupun sebetulnya, ’suku’ Betawi tidaklah pernah tergusur atau digusur dari
Jakarta, karena proses asimilasi dari berbagai suku yang ada di Indonesia
hingga kini terus berlangsung dan melalui proses panjang itu pulalah ’suku’
Betawi hadir di bumi Nusantara.
I.
KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN BETAWI
Keterkaitan manusia
dan kebudayaan betawi sangtlah erat hubungannya. Dalam segi ada pernikahan,
kesenian, nilai budaya, bahasa sehari-hari mereka sendiri. Hal itu membuktikan
bahwa manusia melestarikan kebudayaan betawi agar tidak punah seiring
berjalannya waktu.
J.
KESENIAN
DAN KEBUDAYAAN
Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah
campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman
Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang
menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara
lain, Jawa, Sunda,Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari
penduduk Nusantara, budayaJakarta juga banyak menyerap dari budaya luar,
seperti budaya Arab,Tiongkok, India, dan Portugis.
Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan
oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke
wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan
provinsi Banten. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik
dariIndonesia maupun budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi,
didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.
1.
Musik
Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki
seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa,
tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi
musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar
belakang Portugis-Arab, dan Tanjidor yang berlatarbelakang
ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan
seni Lenong, Gambang
Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong.
2.
Tari
Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur
budaya masyarakat yang ada di dalamnya. contohnya
tari japong, Cokek dan lain-lain.Pada awalnya, seni tari
di Jakartamemiliki pengaruh Sunda dan Tiongkok, seperti tari Jaipong
dengan kostum penari khas pemainOpera Beijing. Namun Jakarta dapat dinamakan
daerah yang paling dinamis. Selain seni tari lama juga muncul seni tari
dengan gaya dan koreografi yang dinamis.
3.
KULINER
KHAS BETAWI
Orang Betawi mempunyai beragam aneka masakan lezat. Sayangnya,
beberapa di antaranya kini mulai punah. Setiap makanannya mempunyai citra rasa
yang gurih dan lezat. Siapa pula yang tidak tertarik untuk mencicipinya.
Makanan khas betawi masih memiliki banyak makanan lezat lainnya. Hanya saja,
saat ini semua hidangan khas Betawi bisa kita dapatkan dengan mudah. Beberapa
di antaranya bahkan telah punah. Kita perlu prihatin akan begitu banyaknya
unsur-unsur kuliner Indonesia yang telah sirna.
Kamus Kuliner Khas Betawi
- Nasi Uduk
- Nasi Ulam
- Pindang Bandeng
- Gurame Pecak dan Gabus Pucung
- Ketupat Babanci dan Ketupat Sayur
- Soto Tangkar, Sop Buntut dan Sop Kaki Sapi
- Soto Betawi
KESIMPULAN
Kebudayaan Betawi juga tidak kalah berkembangnya dengan kebudayaan
lainnya. Kata Betawi berasal dari kata “Batavia,” yaitu nama
lama Jakarta yang diberikan oleh Belanda. Sekarang
dikatakan sebagai suku betawi karena sudah menghuni Jakarta telah lama, seperti
orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, Melayu
dan Tionghoa. Terdapat juga pula yang menjadi ciri khas orang Betawi mulai
dari tempat tinggal yang terbuat dari kayu yang unik, logat bahasa berbicara
sehari-hari, alat musik, tari-tarian, cerita rakyat, makanan khasnya dan
lain-lain.
Dan mengingat akulturasi yang terjadi pada kebudayaan suku
yang cukup banyak tidak mengherankan jika akhirnya kebudayaan suku betawi ina
kebudyaan menarik minat para pendatang untuk ikut mendiami sebagai besar wilayah
Jakarta sebagai tempat berlangsungnnya kebudayaan suku betawi secara turun
temurun
Sumber:
http://www.jakartafair.org/BETAWI_SQUARE
http://www.jakartafair.org/BETAWI_SQUARE
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3842/Betawi-Suku
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1238/sistem-kekerabatan-suku-betawi
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1289/bahasa-betawi-jakarta
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1238/sistem-kekerabatan-suku-betawi
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1289/bahasa-betawi-jakarta
Komentar
Posting Komentar